KISAH WANITA RENTA,SEBATANG KARA YANG BUTA MATA
Jika Anda tinggal di Madiun, dan tinggal di dekat wanita ini, Anda akan
mengenal Wanita malang ini. Mbah Lasinem Namanya. Usianya sudah sangat
lanjut. Kalau kita mengamati dengan seksama raut
wajahnya, keriput diseluruh wajah selain mencerminkan usia yang renta
juga menyiratkan penderitaan hidup yang beliau alami. Ketika semua
saudara kandungnya sudah tiada dipanggil menghadap Sang Kuasa, beliau
harus menjalani hidup dalam keadaan buta. Suami yang biasa menjadi
tempat berbagi duka dan sukapun telah tiada. Sementara anak yang jadi
penghias keindahan rumah tangga, yang diharapkan bisa menjadi teman juga
tiada pernah diberikan oleh Sang Pemilik Jagat Raya.
Susah dan
papa sudah menjadi bagian hidupnya, kemana mau cerita jika semua
kerabatnya nasibnya juga tidak jauh berbeda. Tetap saja simbah kita yang
satu ini setiap hari hanya merenung dan menghitung sisa hari. Jika
hujan turun, rintik hujanlah yang menemani. Atap rumah yang bocor selalu
menjadi bagian hidup di musim hujan yang selalu membasahi lantai
rumahnya yang terbuat dari tanah dan masih alami.
Ya inilah
rumah yang menjadi bagian Mbah Lasinem . Rumah yang selalu menaunginya
dikala sang surya menebar cahaya garangnya. Tapi jangan dibayangkan apa
yang ada di dalam rumah itu adalah barang-barang berharga. Hanya ada
sebuah kursi usang yang cukup untuk duduk sendiri perempuan renta yang
buta ini. Jangan berharap ada kitchen set di rumah ini. Meja makan yang
reyot. Jika Anda bersandar di meja itu baru benar-benar yakin kalau meja
itu sudah sangat usang. Itupun jika Anda tidak percaya dengan
penglihatan Anda bahwa meja itu sudah begitu usang dan saatnya diganti.
Siapapun, jika dalam kondisi sangat renta dan lagi buta, pasti akan
berharap akan tersedia makanan barang sedikit di mejanya. Tapi Anda
harus yakin bahwa di rumah Mbah Lasinem itu tidak ada. Ketika LMI datang
menjelang sore, yang tampak diatas meja hanyalah nasi beberapa sendok
yang tertutup tempat makan transparan bukan keluaran Tupperware. Ya.
Hanya itu yang terlihat. Sisa nasi tadi pagi. Nasi pemberian tetangga
sebelah. Tanpa terlihat ada sayur dan lauknya, mungkin sudah habis untuk
makan tadi pagi. Kalaupun Mbah Lasinem mau makan, mungkin juga terasa
kurang enak. Bukan hanya karena tak ada lagi sayur dan lauknya,
melainkan karena sudah banyak semut yang mendahuluinya memakan nasi itu.
Tidur adalah saat yang paling nyaman bagi Mbah Lasinem. Tapi kalau Anda
yang tidur di tempat tidur Mbah Lasinem, mungkin Anda tak pernah
berharap untuk mengulanginya. Bagaimana tidak, spring bed Mbah lasinem
hanyalah PRING BED. Sebuah dipan bambu tanpa kasur. Dipan bambu itu
hanya beralaskan tikar plastik. Jangan Anda mencari selimut disana,
karena mbah Lasinem memang tak pernah memiliki atau memakainya.
Tak usah Anda mencari Air Conditioner atau sekedar kipas angin, karena
rumah Mbah Lasinem tidak ada aliran listrik. Jika Anda menginginkan
hembusan angin, dinding rumah Mbah lasinem akan memberikan cukup angin
untuk mendinginkan badan dan mengeringkan keringat yang bercucuran.
Angin akan sangat mudah masuk menerobos dinding anyaman bambu, tak
peduli siang atau malam, tak peduli hari yang panas maupun malam yang
dingin.
Kita tidak usah sombong menutup hidung jika malam hari
bertandang, asap dari obat nyamuk bakar akan memenuhi ruangan rumah yang
hanya terdiri satu ruangan itu. Itulah cara Mbah Lasinem mengusir
nyamuk-nyamuk nakal yang ada di rumahnya.
RENUNGAN:
Dear
All, banyak diantara kita yang bergelimangan harta, yang halal maupun
yang haram. Apapun itu. Dari mulai gaji, honor kegiatan, Uang makan,
tunjangan jabatan. Belum lagi hasil usaha di luar, bunga tabungan,
saham, kontrakan, rental atau hanya sekedar bisnis pulsa. Kita akan
buang-buang dan kita belanjakan sesuka kita.
Kita banyak lupa,
Mbah Lasinem juga memiliki hak atas harta kita. Ingat, 2,5% setiap harta
Anda adalah milik mereka-mereka yang tidak mampu, fakir miskin,
anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Apakah kita akan
menjadi orang yang serakah dengan memakan 100% penghasilan kita? 2,5%
yang menjadi hak fakir miskin jika tidak kita keluarkan, suatu saat akan
diambil oleh Allah. Jika Allah mengambil, maka Dia akan mengambil dalam
bentuk musibah, Kehilangan, kerugian, penyakit dan bahkan kematian.
Untuk itu, jangan biarkan 2,5% bagian harta fakir miskin merusak harta Anda yang 97,5%.
Senin, 29 Juli 2013
22.38
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar