Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar
kata 'Ayah' ladies? Apakah sosok sederhana yang setiap hari bekerja demi
kebutuhan buah hatinya? Atau pria yang selalu kita rindukan karena ketegasan
dan kelembutannya? Bagi kita, Ayah adalah Pahlawan yang bakti kita seumur hidup
pun tak akan cukup untuk membalas jasanya. Namun bagi seorang gadis bernama MY,
Ayah adalah seseorang yang sudah memporak-porandakan hidupnya dengan tega dan
tanpa belas kasihan sedikitpun.
Lahir dari keluarga broken home, MY (16)
nyaris lupa bagaimana rasanya hidup dalam keluarga yang terdiri dari Ayah dan
Ibu. Sejak kecil, MY diasuh neneknya di Palu dan tinggal jauh dari Ayah Ibunya.
Walau tidak memiliki sosok orang tua dalam kesehariannya, MY sudah terbiasa dan
berbahagia dengan limpahan kasih sayang dari sang nenek.
Namun takdir berkata lain. Nenek MY meninggal
dunia, membuat MY menjadi sebatang kara. MY kini tak tahu harus berlindung
kepada siapa, sampai sang Ayah datang menjemputnya. Dewa Putu
Adnyana (45), ayah MY datang menjemput MY di Palu dan membawa anak gadisnya
pulang ke Bali.
MY bahagia, karena akhirnya bisa tinggal
dengan Ayah tercinta. Akhirnya sosok yang selama ini dia rindukan, datang dan
merengkuhnya sebagai anak yang tidak lagi terlupakan. Namun ternyata tidak,
Dewa bukanlah sosok Ayah yang seperti itu. Dewa malah memaksa MY untuk
berhubungan intim dengannya.
MY menangis, Ayah kandungnya tega melecehkan
dan menodainya. Padahal Dewa sudah memiliki istri lagi, tapi karena hamil tidak
bisa melayani kebutuhan seksual sang suami. Istri baru Dewa malah menyetujui
tindakan Dewa, dan membiarkan suaminya menghancurkan masa depan putri tirinya.
Setiap hari MY serasa berada pada rumah hantu,
dimana teror yang datang justru dari orang yang paling dia sayang. Januari
2008 hingga September 2009 Dewa melecehkan putrinya hingga hamil dan melahirkan
seorang putra.
Putra MY dan Dewa disusui oleh istri Dewa,
karena MY syok berat sehingga tidak mampu melakukan apa-apa. Dewa kini mendekam
di balik jeruji besi, mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. MY tidak
lagi bisa mengekspresikan apa yang dirasakannya, karena hidupnya sudah luluh
lantak dan tak lagi penuh warna. MY tidak banyak berbicara, hanya air mata yang
menetes dari sudut-sudut mata yang mengungkapkan betapa dalam rasa sakit yang
dideritanya.
0 komentar:
Posting Komentar