Pernikahan seharusnya membuat suami dan istri
hidup bersama dan bahagia. Suka dan duka dilalui bersama, menjalankan peran
masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Bila salah satu merasa tidak lagi
mendapatkan rasa nyaman dan cinta, sudah saatnya pernikahan diperbaiki dan
diselamatkan. Seorang suami tidak boleh hanya berdiam diri ketika istrinya
merasa tidak lagi mendapatkan kebahagiaan darinya.
Seorang wanita berusia 22 tahun di Pakistan
meninggalkan suaminya karena merasa tidak bahagia. Wanita ini pergi ke sebuah
desa kecil yaitu Desa Jawaki di Kabupaten Darra Adam Khel, di antara Kota
Peshawar dan Kohat, Pakistan. Kepergian wanita mengundang kemurkaan suaminya,
membuat keluarga wanita ini malu dan membunuh keluarganya sendiri.
Di Pakistan, wanita yang dituduh mencemarkan
nama baik keluarga boleh untuk dibunuh. Sedih sekali ya ladies, peraturan adat
seperti ini membuat hampir 1000 wanita meninggal dunia karena dibunuh oleh
keluarganya sendiri. Keluarga wanita ini marah luar biasa ketika mendengar
wanita ini menikah lagi dengan laki-laki lain. Keputusan keluarga ini membunuh
istrinya juga 'didukung' oleh dewan desa.
Dewan desa atau jirga campur tangan atas kasus
ini dan kemarin memutuskan ketiga perempuan itu harus dibunuh. Kerabat
keluarga kemudian menembak mati ketiga perempuan itu di rumah pada Ahad malam
dan menguburkan mayat mereka pagi ini. Pemerintah pun tidak bisa melarang hal
ini karena sudah menjadi suatu aturan yang mengakar sejak lama dan tidak bisa
ditangani dengan hukum formal.
Wanita yang dirahasiakan namanya ini dibunuh
bersama bibi dan adik perempuannya. Tiga wanita malang ini dihabisi oleh
keluarganya sendiri, tanpa ampun dan belas kasihan. Adat yang menjunjung tinggi
kehormatan dan melarang wanita berbuat kesalahan membuat banyak wanita Pakistan
menjadi korban dari aturan seperti ini.
Data statistik Pakistan menunjukkan perempuan
di tengah keluarga muslim konservatif sering mengalami kekerasan dan dianggap
warga kelas dua. Mereka memahami agama sebagai sesuatu yang kaku, padahal
sebenarnya tidak seperti itu. Beruntunglah kita yang tinggal di Indonesia dan
memiliki keluarga yang tidak semena-mena terhadap kita.
0 komentar:
Posting Komentar