Tujuan Hidup

"Hidup berlangsung terus sementara kita mempersiapkan diri untuk hidup", demikianlah ucapan seorang terpelajar.

"Sakit, penderitaan dan usia tua adalah upah yang kita bayar untuk menempati tubuh sebagai rumah", ujar yang lainnya.

"Kita harus membayar harga ketakutan dan kecemasan untuk hidup sebagai manusia", ini merupakan ucapan seorang ulama.

Jika kita mempertimbangkan semua pandangan-pandangan itu kita dapat menemukan sifat kehidupan dan menilai apakah ada sesuatu tujuan dalam hidup.

Jika kita hanya ingin memuaskan keinginan indera sebagai tujuan hidup kita, maka kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan persoalan yang timbul daripadanya, karena tak seorangpun yang menikmati kesenangan duniawi tanpa menghadapi persoalan-persoalan dunia.

Meskipun para ahli ilmu pengetahuan telah menemukan hal-hal yang menakjubkan dalam alam semesta ini, mereka tetap tidak akan menemukan tujuan hidup.

Seorang ahli ilmu pengetahuan terkemuka berkata : "Adakah hidup mempunyai tujuan? Apa, dimana, atau kapan? Dari 'ruang' muncullah alam semesta. Muncul matahari, muncul bumi, muncul kehidupan, muncul manusia dan lebih banyak lagi yang akan datang. Tetapi tujuannya; milik siapa atau dari mana? Tetapi tidak ada jawabannya".

Berdasarkan tingkah laku manusia, seorang sarjana telah mengatakan "Manusia bukanlah seperti apa dia, manusia adalah seperti apa yang bukan mereka". Menurutnya, manusia tidak berlaku sebagai 'manusia' sejati. Menurut agama Buddha manusia bukan sesuatu kesatuan unsur yang tetap dan tertentu, tetapi suatu perwujudan yang hanya muncul dari saat ke saat atas dasar energi.

Seorang terpelajar lainnya telah berkata "Tak ada jalan untuk menghindari kelahiran dan kematian, manfaatkanlah jangka waktu diantaranya".

Kita tidak mengerti sifat sebenarnya dari hidup karena kebodohan dan keserakahan kita. Inilah sebabnya tidak mungkin bagi kita untuk menemukan apakah ada tujuan tertentu dari hidup dalam dunia ini dan dalam bentuk ini.